2

Penurunan Tinggi Pemancar Jadi ”Kado HUT”

SEMARANG – Radio Dais FM 107,9 MHz yang pada Selasa (23/9) tepat berusia 8 tahun mendapatkan “kado” istimewa dari pemerintah.

 

Kado istimewa itu berupa peringatan agar menurunkan ketinggian pemancar dari 99 meter menjadi 20 meter, dari power 1.500 watt menjadi 50 watt, serta jangkauan siaran dari radius 70 kilometer menjadi hanya 2 kilometer.

”Kami mohon dukungan teman-teman KPID Jawa Tengah dan anggota DPRD Jawa Tengah untuk menyelesaikan persoalan ini.

Para pendengar yang selama ini berada di Batang, Wonosobo, Sragen, Grobogan, Kabupaten Semarang, Demak dan Jepara, kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini,” kata Direktur Utama Radio Dais H Agus Fathuddin Yusuf, di sela-sela Tasyakuran Harlah ke-8 Radio Dais di Plaza MAJT, Selasa (23/9) malam.

Nampak hadir dalam acara, beberapa anggota DPRD Jateng H Sukirman, Abdul Aziz, Ali Mansyur HD, Muh Zein Adv, Hj Farida Rahma, dan Sriyanto Saputro. Ketua KPID Jateng Budi SP, bersama anggotanya Setiawan Hendra Kelana dan Tazkiyyatun Muthmainnah, pengurus MAJT, para kiai dan ulama serta pendengar Radio Dais.

Agus menambahkan, Radio Dais oleh pemerintah provinsi Jateng dirancang tidak hanya sebagai radio komunitas. Akan tetapi juga menjadi radio swasta atau radio komersil yang diharapkan mampu secara mandiri dari pendanaan maupun memberi pemasukan untuk MAJT.

”Dengan power besar, Dais bisa didengar sampai ke Kabupaten Batang, lereng gunung Sumbing-Sindoro, Gemolong Sragen, Grobogan, Kabupaten Semarang, Demak, dan Jepara,” katanya.

Dapatkan Izin

Persoalannya, imbuh Agus, ikhtiar untuk mendapatkan izin frekuensi menjadi radio swasta atau komersil sudah tidak tersedia lagi.

Satu-satunya jalan adalah membeli izin frekuensi radio yang sudah tidak siaran lagi. Tetapi, harganya antara Rp 1,5 miliar hingga Rp 3,5 miliar.

Ketua MUI Jawa Tengah, KH Ahmad Daroji yang hadir kemarin malam menambahkan, radio Dais sebagai satu-satunya radio yang mensyiarkan Islam tentunya harus diberi frekuensi, bukan justru dikalahkan.

“Apalagi, Dais berdiri di MAJT sebagai masjidnya warga Jawa Tengah dan kebanggaan Jawa Tengah. Kalau perlu kita bikin gerakan pengumpulan koin untuk Radio Dais. Dakwah yang dilakukan Radio Dais ini mencerdaskan, seharusnya ada pengecualian,” harapnya.

Ali Mufiz juga menegaskan, Radio Dais selama ini turut memberikan kontribusi besar terhadap kerukunan dan perdamaian antar umat beragama. Karena upayanya itulah, anggota Uni Eropa dua kali berkunjung ke MAJT dan Radio Dais.

Ketua KPID Budi SP pun berjanji, akan mengupayakan harapan-harapan para pengurus Radio Dais dan MAJT dengan melakukan koordinasi bersama Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas I Semarang. (H84-72)

 

http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/penurunan-tinggi-pemancar-jadi-kado-hut/?fb_action_ids=963375247022902&fb_action_types=og.comments

2 Comments

  1. Alhamdulillah, bisa streaming di Kabupaten Purbalingga setelah lama gak mendengarkan siaran Radio Dakwah Islam Masjid Agung JATENG.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *