0

KAJIAN TAFSIR TEMATIK KELAHIRAN ANAK DI DALAM AL QUR’AN OLEH Dr.KH SYAIFUDIN, MA

Dr.KH. Syaifudin, dalam kajian tafsir tematiknya belaiu menuturkan bahwa Anak yang berada di alam Rahim kemudian mendohirkan diri ke alam dunia yang mana di alam dunia dia akan menjalani kehidupan yang berbeda dari alam Rahim. Janin yang ada di dalam kandungan itu mereka hidup di alam lain, janin tidak mengalami waktu sebagaimana waktu kita yang berada di alam dunia ini, yang dibatasi oleh matahari dan bulan, tapi janin menjalani hidup dengan kehidupan mereka sendiri. Jadi jangan disamakan antara anak dalam kandungan dan anak yang sudah lahir dalam kehidupannya.

Kenapa orang terdahulu itu menyebut anak yang baru lahir dinamakan Brojol atau lahir. Ternyata  pada dasarnya kita sebagai manusia itu sudah ada sejak beribu-ribu tahun atau berjuta-juta tahun yang lalu. Namun tidak dalam berbentuk makhluk yang berkuliit, makhluk yang bertulang, makhluk yang bisa berdiri tegak, dan makhluk yang berdaging, tetapi sejatinya sudah ada bahwa wujud kita adalah arwah (sepirit), dan ada yang mengatakan khususnya ahli mantik, Al Insan Hayawanu Natiq, bahwa manusia adalah hewan yang bisa berbicara, berfikir, dan berargumen. dan ada juga yang mengatakan manusia adalah Seprit Ingkarni yaitu jiwa atau ruh yang menjelma (mengejawantah) menjadi makhluk kasar (kasat mata). (Tutur tambahan beliua KH Syaifudin dalam kajian tafsirnya)

Kemudian belaiu KH Syaifudin juga menjelaskan dalam kajiannya, Ketika kita dari alam jiwa atau ruh menjadi alam yang berkulit dan berdaging, ternyata oleh alquran kita disebut sebagai Basyarun (kulit), karena yang membedakan kita sebagai manusia dan makhluk ciptaan Allah yang lain seperti hewan, kita adalah berkulit yang halus dan kelihatan jelas berbeda dengan hewan yeng memiliki kulit namun didominasi  bulu atau rambut.

Dr.KH.Syaifudin dalam penjelasan kajian tafsir tematiknya bahwa berbicara tentang kelahiran anak manusia itu adalah hal yang mempunyai resistensi yang tinggi, yang memunculkan perdebatan yang panjang tutur beliau KH Syaifudin. kalau diksi yang kita pakai adalah kelahiran mungkin aman-aman saja, tapi kalau kelahiran kita pakai dengan bahasa lain seperti hari natal (kelahiran yesus), dan ketika kita berbicara tentang kelahiran yesus atau dalam islam adalah Nabi Isa as, sebagaian umat nasrani dalam menentukan taggal dan hari juga ada perbedaaan, ada yang mengatakan yesus (nabi isa) lahir pada tgl 25 Desember sehinnga perayaan hari natal jatuh pada tanggal tersebut, begitu juga  ada warga mesir dari Kristen ortodok mereka merayakan hari natal pada tanggal 6 Januari). kemudian ada riset yang mengatakan bahwa yesus itu lahir bulan Agustus pada puncak musim panas dan oleh al quran itu ditandahi dengan matengnya buah kurma. sehingga dari perbedaan semuanya itu mengakibatkan terjadinya perselisihan atau perdebatan.

Tetapi berbedaan seputar kelahiran itu bukan hanya terjadi pada kelahiran nabi Isa saja, kelahiran Nabi Muhammad-pun yang oleh kita yang kita yakini bahwa beliau Nabi Muhammad lahir pada tgl 12 robiul awal, namun menurut ahli falaq, sesuai ilmu astronomi itu beliau lahir pada tanggal 9 robiul awal, bukan 12 robiul awal, ini hanyalah mengenai perbedaan kelahiran, yang rentan dengan terjadinya perselisihan atau perdebatan diantara ummat  manusia.

Jadi Kesimpulanya adalah masyarakat kita mengambil perhatian yang sangat serius tentang apa itu kelahiran. Bahkan Dalam alquran ada banyak tempat berbicara tentang kelahiran, ada 12 tempat dan semuanya itu menunjukkan keseriusan al quran dalam menjelaskan tentang kelahiran.

Bahwa kelahrian anak manusia itu bukan hal yang sederhana atau remeh, sebab kalau kita runtut sebuah sosok yang bersal dari sesuatu yang jijik, kemudian menjadi Sosok manusia yang bisa berfikir, bisa berbuat sesuatu, ini sesuatu hal yang luar biasa yang dimiliki sosok manusia.

Sehingga Pesan dari Al quran tentang kelahiran sepeti Nabi Isa, bahwa nabi Isa adalah manusia biasa bukan tuhan, karena dilahirkan dari seorang Ibu Maryam binti Imran yang juga bisa nangis, dan juga merasakan sakit saat melahirkan. Kemudian logika yang dipakai oleh al qur’an, kalau dianggap bahwa nabi Isa lahir tanpa ayah, itu adalah suatu kehebatan yang sangat luar biasa, tapi ada yang lebih hebat lagi yaitu nabi Adam as, yang lahir tanpa ayah dan ibu, dan semua itu adalah keajaiban dari Allah SWT.

Dr. KH. Syaifudin Menjelaskan dalam kajian tafsir tematiknya bahwa Penggunaan al quran terhadap lafadz yang mempunyai arti melahirkan diantaranya adalah

  1. kata Wadho’a, yang ada dalam alquran surat Ali Imron 36, kata wado’a dalam bahasa arab sendiri memiliki arti meletakkan.

Terjemahan surat ali imron ayat 36 yang artinya: Maka tatkala Istri Imron melahirkan anaknya (Maryam) , dia pun berkata ” ya Tuhanku sesunggunya aku melahirkannya seorang anak perempuan, dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkan itu, dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menemani dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada engkau daripada syetan yang terkutuk“.

Syaifudin memberikan penjelasan dalam tafsir tematiknya dari surat ali imron ayat 36 tersebut, Karena dia istri imron sudah bernazdar bahwa kelak anak yang aku lahirkan aku persembahkan pada Allah supaya anak itu menjadi anak yang hanya fokus beribadah kepada allah SWT . Maka al quran dengan bahasa yang sangat indah, bahasa yang sangat jeli sehingga mengandung makna yang sangat jelas, mengandung makna yang sangat luas, Jadi hebatnya alquran di dalam menggunakan setiap diksi atau lafat, di dalamnya mngandung makna yang sangat detail, dalam, dan luas.

  1. Kata Walada, yang ada dalam alquran, kapan dan mengapa alquran menggunakan kata walada atau wulida itu untuk menunjukkan peran seorang ibu, bagaimana seorang ibi mengandung 9 bln 10 hari kemudian melahirkan anak, ini adalah dalam rangka supaya anak ingat darimana ia berasal, makanya anak disebut sebagai waladun, ortu disebut dengan walidun, atau anak disebut mauludun.

Bagaimana al quran dengan hanya satu kata itu di dalamnya mengandung makna yang sangat dalam , yang pertama bahwa seorang manusia sehebat apapun, dia adalah waladun atau mauludun, dilahirkan dalam keadaan lemah atau tidak berdaya. Dia harus sadar bahwa dia itu makhluk yang tidak berdaya jadi jangan takabur

Begitu juga dengan walid (Ibu), itu untuk menunjukkan suatu tanggung jawab, atas seorang yang melahirkan seorang anak, disinilah ada pesan ” wahai ibu kamu sudah diberi amanah, anugrah berupa anak, maka susuilah bayimu, supaya ingat punya anak, jadi kata walidat itu dalam rangka allah mengingatkan ortu bagaimana mereka dulu meminta pada Allah untuk memilki anak, ketika sudah diberi harus tanggung jawab.

Kemudian kata walid itu sendiri hanya dengan satu kata ibarat pedang bermata 2, yaitu mengingatkan anak sekaligus orang tua, saling mengingatkan tanggung jawab masing masing antara anak dan orang tua, maka alquran dengan jeli, bagaimana kapan menggunakan kata wulida , kapan menggunakan kata wado’a.

 

  1. Kata Al makho. Artinya rasa sakit akan melahirkan. (Ceritanya siti Maryam)

Ketika siti Maryam mengalami persalinan melahirkan Nabi Isa as.  Disini disebutkan bahwa menunjukkan kemanusiaan dari siti Maryam, seperti manusia biasa seperti yang lain, mengalami sakit yang berat saat melahirkan, wahai betapa baiknya aku mati sebelum ini, ini menunjukkan kekhawatiran dalam ibadah tidak mencapai rido dari Allah.

Sejarah mencatat siti Maryam itu setiap hari membersihkan tempat ibadah kemudian membaca tasbih, istighfar dll, beliau diberikan anak oleh Allah tanpa suami, suatu ujian dalam bentuk ibadah untuk siti Maryam. Beliau siti Maryam mendapat misi yang besar dalam bentuk ibadah supaya derajat beliau setara dengan Nabi, karena beliau seorang perempuan maka tidak bisa diangkat menjadi seorang Nabi atau Rosul oleh Allah.

  1. Kata Akhroja : yang memiliki arti keluar

Allah menggunakan kata Akhroja dalam rangka supaya bahwa yang namanya proses kelahiran itu jangan dianggap sebagai proses yang biasa saja, yang alami,  yang natural, tidak.! proses kelahiran itu pasti melibatkan Allah SWT, ini adalah pelajran bagi kita bahwa dalam masalah kelahiran kita harus mengahdirkan Allah SWT, supaya sianak lahir  di dunia itu adalah berkah rido dan rahmat dari Allah, tidak sekedar hanya di azdani dan di Komati, tapi semua proses itu harus menghadirkan Allah SWt

Jadi bagaimana alqur’an berbiacara tentang kelahiran anak, itu dengan bahasa yang simple, singkat dan detail serta konprehensip, sehingga kita bisa melihat diksi atau lafadz yang digunakan oleh Al Qur’an diantaranya lafadz Wado’a, Walada, al Makho, dan Akhroja itu mempunya makna yang berbeda sesuai dengan keadaan dimana ayat tersebut bercerita, dan tidak bisa ditukar oleh lafadz atau diksi yang lain tetapi alquran selalu memberi nilai yang terbaik oleh Allah SWT, supaya anak manusia yang lahir dimuka bumi itu tidak hanya sekedar lahir hidup tanpa arti atau tanpa tujuan, inilah kehebatan Al qur’an ..…[!]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *